Monday, August 29, 2016

SI DENOK PERGI TAK KEMBALI

Bumijawa, akhir Pebruari 2014.
Denok masih menempati mobil kijangku yang diparkir di rumah bapak. Suatu hari mobil dipinjam saudara istriku yang berada di sebelah desa. Selama tiga hari mobil berada di tempat saudara istriku. 
Kejadian aneh juga dialami oleh saudaraku itu, katanya ketika mobil diparkir di halaman samping rumahnya, pada malam hari terdengar suara isak tangis yang sangat sedih menyayat hati. Bahkan tidak hanya satu orang yang mendengar, ketika ada petugas ronda yang lewat pun mereka melihat lampu mobil menyala dan mati berkali-kali. Dikiranya ada orang yang di dalam mobil karena lampu bisa menyala dan mati sendiri. Keesokan paginya aku dapat cerita dari saudaraku tentang keanehan dari mobil Kijang itu. Aku pura-pura heran dan tidak tahu menahu tentang keanehan tersebut, padahal dalam hati aku tahu kalau Denok yang melakukan itu, tapi kenapa harus ada tangis tengah malam?.
Menurut bapak itu isyarat kalau Denok tidak betah dan tidak mau tinggal di desa sebelah. Akhirnya kuputuskan untuk membawa kembali mobil Kijangku pulang ke rumah bapak. Rupanya benar kata bapak kalau Denok tidak mau tinggal jauh dari kami, nyatanya setelah kembali parkir di tempat bapak, mobil tidak pernah menunjukan adanya keanehan.
Seperti biasa menjelang malam hari aku bersama teman-temanku bala Kurawa berkumpul di teras rumah bapak. Biasanya kami dapat wejangan rutin dari bapak, setelah itu menghabiskan sisa malam dengan ngobrol atau terkadang sekedar saling mengasah kemampuan. Biasanya hal itu rutin kami lakukan setiap malam Sabtu dan malam Minggu. Malam itu aku bersama Den Koko, mas Gatot, mas Ito Watulawang dan bro Teddy. Kami berlima sedang ngobrol sambil menikmati kue bikinan ibu ditemani kopi hitam buatan mas Gatot. Tiba-tiba handphone di saku jaketku berbunyi tanda ada pesan masuk, ternyata istriku mengirimku sebuah pesan yang isinya memberitahukan kalau di halaman samping rumahku sepertinya ada pencuri yang mencoba masuk. Suaranya jelas sekali terdengar berasal dari samping rumah.
Kami berlima saling membagi tugas dan kami terbagi menjadi dua kelompok. Mas Gatot bersama bro Teddy mengintari dari sebelah selatan. Sementara aku, Den Koko dan mas Ito Watulawang mencegat lewat utara. Secara bersamaan kami bertemu di satu titik yaitu halaman samping rumahku. Tapi kami tidak menemukan tanda-tanda ada orang yang berada di dalam halaman samping. Seluruh sudut sudah kami teliti akan tetapi tidak diketemukan juga tanda-tanda adanya pencuri masuk halaman.
Kemudian istri dan anakku keluar melalui pintu samping dekat garasi, mereka bilang kalau tadi suaranya berisik sekali. Bahkan ada seperti suara sapu lidi yang terjatuh. Istriku kaget ketika melihat halaman samping rumah dalam kondisi bersih dan bekas disapu, bahkan sampahnya masih menumpuk di sudut halaman dan posisi sapu lidi bersama pengki sudah tertata rapi di tempat alat. Padahal menurut istriku tadi sore dia tidak jadi menyapu halaman samping karena mendadak ada tamu, dan posisi sapu lidi masih tergeletak di halaman samping.
Spontan kami berlima para bala kurawa akhirnya tertawa bersama, pasti ini kerjaan si Denok. Yang membuat kami heran kenapa Denok kok membersihkan halaman rumahku? Keesokan harinya kami baru tahu kalau si Denok sudah tidak berada di mobil Kijang lagi. Auranya tidak kami rasakan sama sekali. Mungkin kejadian semalam adalah isyarat si Denok pamitan mau pergi, dan sampai saat ini Denok tak kembali.